Alasan Memilih Sendiri J
Belum ada yang
cocok
Banyak orang memakai
alasan ini saat memilih untuk sendiri. Memang ini alasan yang masuk akal,
karena memaksakan diri untuk menciptakan hubungan dengan orang yang tidak
tepat, cuma akan membuang waktu. Ya, kita tahu bahwa hubungan itu akan gagal,
tapi tetap dipaksakan untuk berjalan. Akhirnya, seberapa lamapun kita bertahan,
endingnya waktunya akan terbuang karena ketemu juga dengan kegagalan.
Namun alasan belum ada
yang cocok ini kadang menjebak orang yang memilih untuk sendiri. Karena sudah
terlalu lama sendiri, akhirnya dia susah untuk percaya dengan orang lain lagi.
Sehingga saat PDKT, tanpa sadar dia tak nyaman untuk membuka hati maupun
berbagi isi hati. Akhirnya, gebetan pun bakal mikir dia nggak asik, dia pun
nggak bakal mikir gebetannya nggak asik. Gagal deh. Akhirnya dia nggak pernah
ketemu dengan orang yang cocok.
Trauma
Pernah ngejalanin
hubungan yang sangat menyenangkan dengan seseorang. Hingga dia pun
mempercayakan masa depannya kepada orang itu. Di saat dia sayang-sayangnya,
ternyata orang yang dia percaya itu pergi gitu aja ninggalin dia. Dia pun kapok
untuk percaya dan sayang sama orang lagi, sehingga dia memilih untuk hidup
sendiri.
Biasanya sih cewek
yang lebih mudah trauma. Soalnya cewek akan malas untuk PeDe lagi sama orang
baru, nunjukin hal-hal yang dia sembunyiin kepada orang baru, atau kenalan lagi
sama keluarga baru. Siklus itu adalah siklus yang cukup berat buat cewek,
soalnya pada dasarnya mereka adalah makhluk yang pemalu, tidak seterbuka cowok.
Mereka cuma mau melakukan hal-hal itu kepada orang yang bener-bener mereka
percaya. Tapi ya gitu deh.. Membangun kepercayaan itu tak sesusah
mempertahankan kepercayaan. Namun yang lebih berat lagi adalah mengembalikan
kepercayaan.
Tapi, menurut gue,
hidup memang seperti itu. Kita harus tahu rasanya kecewa, agar kita tahu
bagaimana cara menjaga saat dipercaya. Kita tidak boleh terjebak dalam trauma.
Mungkin ini klise, tapi kalo kita terjebak di masa lalu, bagaimana mungkin siap
menerima masa depan yang lebih indah? Kalo kita selalu terduduk jongkok setelah
dikecewakan dunia, bagaimana kita bisa mencapai jalan menuju surga?
Terjebak Me-time
Ini alasan yang
sebenernya gue banget. Gue adalah tipikal orang yang kadang lebih nyaman di
saat sendiri. Gue kadang nggak suka berada di keramaian. Kadang gue menemukan
kedamaian dalam sepi. Bahkan, gue bisa merayakan kemerdekaan gue dalam sepi
dengan cara pake kolor doang seharian di kamar gue yang gue tutup.
Terlalu lama melakukan
rutinitas itu bikin gue males ketemu orang baru, males melakukan hal-hal baru,
dan ntah kenapa gue nggak bosen sepanjang weekend diisi dengan estafet nonton
film dan nulis postingan baru. Gue takut kalopun ada yang nyoba deket, dengan
kebiasaan gue yang macam ini, dia nggak bakal ngerasa nyaman karena mungkin itu
adalah kegiatan yang membosankan.
Ntah kenapa, makin tua
usia gue, gue ngerasa semakin mengenal dunia dan manusia. Susah mencari orang
yang benar-benar bisa dipercaya, susah membedakan orang yang benar-benar
peduli, dan susah menemukan orang yang benar-benar tulus. Teman yang dulu akrab
banget, dengan alasan finansial, bisa pergi. Teman yang dulu sehati, karena
urusan karier bisa mencaci. Teman yang dulu sering tidur bareng, karena urusan
asmara bisa tiba-tiba menciptakan prahara. Semua "siklus-penemuan-dan-kehilangan"
itu membuat gue semakin ngerasa hambar dalam hubungan.
YA! Gue takut
kehilangan lagi. Itulah kenapa, gue malas untuk memiliki.
Mungkin itu terdengar
menyedihkan, tapi ntah kenapa, gue nggak ngerasa sedih maupun kesepian.
Kesendirian dan kesepian itu berbeda. Kesepian itu tidak selalu terjadi di
saat sendiri. Kesepian itu adalah di saat ada banyak orang di sekitar, namun
tidak ada yang bisa mengerti. So, I've tried to understand myself.
Oke, itu curhatan gue
hari ini. Lo yang lagi milih untuk sendiri, alasan lo apa? Dan lo yang udah
sukses meninggalkan kesendirian, saran lo apa? Share yaaa. Ciao!